Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang

Entropion involusional adalah malposisi kelopak mata pada lansia. Beberapa faktor penyebab seperti kelemahan palpebra horizontal, kelemahan palpebra vertikal dengan pengurangan atau disinsersi retraktor kelopak mata bawah dan overriding otot orbicularist preseptal. Tanpa penatalaksanaan, kondisi ini...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Hendriati Hendriati, Sherly Muchlis
Format: Article
Language:English
Published: Faculty of Medicine at Universitas Andalas 2018-04-01
Series:Jurnal Kesehatan Andalas
Online Access:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/764
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832571625465184256
author Hendriati Hendriati
Sherly Muchlis
author_facet Hendriati Hendriati
Sherly Muchlis
author_sort Hendriati Hendriati
collection DOAJ
description Entropion involusional adalah malposisi kelopak mata pada lansia. Beberapa faktor penyebab seperti kelemahan palpebra horizontal, kelemahan palpebra vertikal dengan pengurangan atau disinsersi retraktor kelopak mata bawah dan overriding otot orbicularist preseptal. Tanpa penatalaksanaan, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan okular, epifora dan kornea. Prosedur utamanya adalah prosedur wies dan horizontal tightening yang terdiri dari lateral tarsal strip dan horizontal shortening. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi hasil rekonstruksi entropion involusional di subbagian okuloplastik bagian mata Rumah Sakit M Djamil Padang. Studi retrospektif terhadap 13 kelopak mata dari 13 pasien dengan entropion involusional antara April 2012 sampai Desember 2015. Pasien dievaluasi bulan ke 6 dan bulan 12 setelah operasi. Kami menganalisis persentase keberhasilan teknik rekonstruksi, rekurensi entropion, dan prolonged ectropionsetelah operasi. Dari 13 kelopak mata yang dioperasi, prosedur wies dilakukan pada 9 kelopak mata (69%). Horizontal tightening yang terdiri dari prosedur wies dikombinasikan dengan teknik lateral tarsal stripdan prosedur wies + horizontal shortening dilakukan pada 3 kelopak mata (23%) dan 1 kelopak mata (8%). Tidak ada prosedur yang gagal. Kekambuhan entropion terjadi pada 2 pasien (15%) yang dioperasi dengan prosedur weiss pada follow up 12 bulan. Dari 13 kelopak mata menjalani operasi entropion, tidak ada prolonged ectropion. Operasi rekonstruksi entropion involusional di Rumah Sakit M Djamil Padang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan tingkat kekambuhan yang rendah.
format Article
id doaj-art-f558e1e6ca6c480d94f1ba3f2079afb6
institution Kabale University
issn 2301-7406
language English
publishDate 2018-04-01
publisher Faculty of Medicine at Universitas Andalas
record_format Article
series Jurnal Kesehatan Andalas
spelling doaj-art-f558e1e6ca6c480d94f1ba3f2079afb62025-02-02T12:30:14ZengFaculty of Medicine at Universitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas2301-74062018-04-017091210.25077/jka.v7i0.764637Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil PadangHendriati Hendriati0Sherly Muchlis1Universitas AndalasUniversitas AndalasEntropion involusional adalah malposisi kelopak mata pada lansia. Beberapa faktor penyebab seperti kelemahan palpebra horizontal, kelemahan palpebra vertikal dengan pengurangan atau disinsersi retraktor kelopak mata bawah dan overriding otot orbicularist preseptal. Tanpa penatalaksanaan, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan okular, epifora dan kornea. Prosedur utamanya adalah prosedur wies dan horizontal tightening yang terdiri dari lateral tarsal strip dan horizontal shortening. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi hasil rekonstruksi entropion involusional di subbagian okuloplastik bagian mata Rumah Sakit M Djamil Padang. Studi retrospektif terhadap 13 kelopak mata dari 13 pasien dengan entropion involusional antara April 2012 sampai Desember 2015. Pasien dievaluasi bulan ke 6 dan bulan 12 setelah operasi. Kami menganalisis persentase keberhasilan teknik rekonstruksi, rekurensi entropion, dan prolonged ectropionsetelah operasi. Dari 13 kelopak mata yang dioperasi, prosedur wies dilakukan pada 9 kelopak mata (69%). Horizontal tightening yang terdiri dari prosedur wies dikombinasikan dengan teknik lateral tarsal stripdan prosedur wies + horizontal shortening dilakukan pada 3 kelopak mata (23%) dan 1 kelopak mata (8%). Tidak ada prosedur yang gagal. Kekambuhan entropion terjadi pada 2 pasien (15%) yang dioperasi dengan prosedur weiss pada follow up 12 bulan. Dari 13 kelopak mata menjalani operasi entropion, tidak ada prolonged ectropion. Operasi rekonstruksi entropion involusional di Rumah Sakit M Djamil Padang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan tingkat kekambuhan yang rendah.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/764
spellingShingle Hendriati Hendriati
Sherly Muchlis
Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
Jurnal Kesehatan Andalas
title Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
title_full Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
title_fullStr Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
title_full_unstemmed Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
title_short Hasil Operasi Entropion Involusional di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
title_sort hasil operasi entropion involusional di rumah sakit dr m djamil padang
url http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/764
work_keys_str_mv AT hendriatihendriati hasiloperasientropioninvolusionaldirumahsakitdrmdjamilpadang
AT sherlymuchlis hasiloperasientropioninvolusionaldirumahsakitdrmdjamilpadang