Posmodernisme dan Ekstasi Komunikasi

Model komunikasi posmodern yang dibangun berdasarkan paradigma simulasi (simulation), banalitas (banality), dan kecepatan (speed), telah menimbulkan tantangan yang serius pada konsep ‘komunikasi’ itu sendiri. Komunikasi yang dituntut berlangsung dalam tempo perubahan dan pertukaran yang tinggi—sebag...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yasraf Amir Piliang
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Islam Bandung 2001-12-01
Series:MediaTor
Subjects:
Online Access:http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/716
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Model komunikasi posmodern yang dibangun berdasarkan paradigma simulasi (simulation), banalitas (banality), dan kecepatan (speed), telah menimbulkan tantangan yang serius pada konsep ‘komunikasi’ itu sendiri. Komunikasi yang dituntut berlangsung dalam tempo perubahan dan pertukaran yang tinggi—sebagai logika kapitalisme lanjut—telah menyebabkan terperangkapnya komunikasi dan bahasa di dalam mekanisme kecepatan. Logika kecepatan telah memusatkan kesadaran komunikator pada mekanisme medium, sehingga menjauhkan mereka dari makna (meaning) di balik komunikasi itu sendiri. Komunikasi kemudian digiring ke arah ‘pendangkalan bahasa’, banalitas dan simulakrum, yaitu lebih diutamakannya efekefek permukaan dan provokasi bahasa, ketimbang makna, tujuan dan kebenaran. Yang tercipta adalah bentuk ‘komunikasi skizofrenik’, yaitu bentuk komunikasi yang di dalamnya terjadi kegalauan bahasa, tanda, dan kode, yang menuju pada relativitas makna yang radikal. Model komunikasi posmodern, justru menerima kegalauan, ketidakpastian dan relativitas bahasa sebagai sebuah keniscayaan di dalam dunia yang semakin dibentuk oleh kecepatan.
ISSN:1411-5883