KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli

Biofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasi, terakumulasi dalam metriks polimer (EPS) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. Infeksi yang disertai dengan pembentukan biofilm sulit ditangani secara efektif o...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rini Purbowati
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas PGRI Madiun 2017-11-01
Series:Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JF/article/view/1647
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832594015752552448
author Rini Purbowati
author_facet Rini Purbowati
author_sort Rini Purbowati
collection DOAJ
description Biofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasi, terakumulasi dalam metriks polimer (EPS) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. Infeksi yang disertai dengan pembentukan biofilm sulit ditangani secara efektif oleh sistem kekebalan tubuh inang dan tahan terhadap pengobatan dengan antimikroba. S. aureus bersama dengan S. epidermidis merupakan agen penyebab infeksi antara lain infeksi implan medis dan infeksi nosokomial di seluruh dunia. Patogenesis infeksi S. epidermidis terkait dengan pembentukan biofilm. Patogenesis S. aureus disebabkan oleh efek gabungan dari faktor ekstraselular dan toksin, bersama dengan sifat invasif strain seperti perlekatan, pembentukan biofilm, dan ketahanan terhadap fagositosis. Metode Congo Red Agar (CRA) sebagai metode fenotipik yang cukup murah dan mudah dengan kriteria evaluasi didasarkan pada analisis visual warna koloni yang tumbuh pada media agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa kemampuan pembentukan slime pada isolat Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA dan E. coli. Uji pembentukan slime bakteri dengan Metode CRA dilakukan dengan menanam isolat bakteri S. epidermidis, S. aureus (MSSA 1 dan MSSA 2), MRSA 1 dan E. coli (S4 dan S55) yang  telah diremajakan ke media CRA dalam cawan petri dengan metode streak 4 area. Menginkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C pada kondisi aerobik. Interpretasi hasil menurut ketentuan sebagai berikut: strain menghasilkan koloni warna hitam pekat, hitam, dan hitam kemerahan dianggap memproduksi slime, sedangkan koloni merah dan kemerahan diklasifikasikan sebagai tidak memproduksi slime. Kesimpulan penelitian ini adalah isolat bakteri S. epidermidis, S. aureus dan MRSA dengan metode CRA (Congo Red Agar) diketahui mampu membentuk slime sedangkan isolat bakteri E. coli menunjukkan hasil yang bervariasi.
format Article
id doaj-art-97a32724cfb048f9b1c8b83e46ce3694
institution Kabale University
issn 2355-6102
2502-0404
language Indonesian
publishDate 2017-11-01
publisher Universitas PGRI Madiun
record_format Article
series Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
spelling doaj-art-97a32724cfb048f9b1c8b83e46ce36942025-01-20T06:46:19ZindUniversitas PGRI MadiunFlorea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya2355-61022502-04042017-11-014211010.25273/florea.v4i2.16471395KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coliRini Purbowati0Wijaya Kusuma UniversityBiofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasi, terakumulasi dalam metriks polimer (EPS) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. Infeksi yang disertai dengan pembentukan biofilm sulit ditangani secara efektif oleh sistem kekebalan tubuh inang dan tahan terhadap pengobatan dengan antimikroba. S. aureus bersama dengan S. epidermidis merupakan agen penyebab infeksi antara lain infeksi implan medis dan infeksi nosokomial di seluruh dunia. Patogenesis infeksi S. epidermidis terkait dengan pembentukan biofilm. Patogenesis S. aureus disebabkan oleh efek gabungan dari faktor ekstraselular dan toksin, bersama dengan sifat invasif strain seperti perlekatan, pembentukan biofilm, dan ketahanan terhadap fagositosis. Metode Congo Red Agar (CRA) sebagai metode fenotipik yang cukup murah dan mudah dengan kriteria evaluasi didasarkan pada analisis visual warna koloni yang tumbuh pada media agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa kemampuan pembentukan slime pada isolat Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA dan E. coli. Uji pembentukan slime bakteri dengan Metode CRA dilakukan dengan menanam isolat bakteri S. epidermidis, S. aureus (MSSA 1 dan MSSA 2), MRSA 1 dan E. coli (S4 dan S55) yang  telah diremajakan ke media CRA dalam cawan petri dengan metode streak 4 area. Menginkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C pada kondisi aerobik. Interpretasi hasil menurut ketentuan sebagai berikut: strain menghasilkan koloni warna hitam pekat, hitam, dan hitam kemerahan dianggap memproduksi slime, sedangkan koloni merah dan kemerahan diklasifikasikan sebagai tidak memproduksi slime. Kesimpulan penelitian ini adalah isolat bakteri S. epidermidis, S. aureus dan MRSA dengan metode CRA (Congo Red Agar) diketahui mampu membentuk slime sedangkan isolat bakteri E. coli menunjukkan hasil yang bervariasi.https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JF/article/view/1647biofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasiterakumulasi dalam metriks polimer (eps) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. infeksi yang disertai dengan pembent
spellingShingle Rini Purbowati
KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
biofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasi
terakumulasi dalam metriks polimer (eps) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. infeksi yang disertai dengan pembent
title KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
title_full KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
title_fullStr KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
title_full_unstemmed KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
title_short KEMAMPUAN PEMBENTUKAN SLIME PADA Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, MRSA DAN Escherichia coli
title_sort kemampuan pembentukan slime pada staphylococcus epidermidis staphylococcus aureus mrsa dan escherichia coli
topic biofilm merupakan komunitas bakteri yang terorganisasi
terakumulasi dalam metriks polimer (eps) atau disebut juga slime yang diproduksi oleh bakteri itu sendiri dan mampu melekat pada permukaan hidup maupun tak hidup. infeksi yang disertai dengan pembent
url https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JF/article/view/1647
work_keys_str_mv AT rinipurbowati kemampuanpembentukanslimepadastaphylococcusepidermidisstaphylococcusaureusmrsadanescherichiacoli