Nabi Idris dalam Kajian Sejarah Ilmu Falak
Ilmu falak mengalami perkembangan yaitu mulai dari fase pra Islam (Babilonia, Mesir Kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan Yunani) kemudian merambah ke dalam fase Islam. Ilmu falak sudah dikenal sejak bangsa Babilonia (Irak kuno) dengan mengamati rasi-rasi bintang. Nabi Idris adalah nabi yang...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Jurusan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2019-07-01
|
Series: | Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam |
Subjects: | |
Online Access: | http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ua/article/view/3885 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Ilmu falak mengalami perkembangan yaitu mulai dari fase pra Islam (Babilonia, Mesir Kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan Yunani) kemudian merambah ke dalam fase Islam. Ilmu falak sudah dikenal sejak bangsa Babilonia (Irak kuno) dengan mengamati rasi-rasi bintang. Nabi Idris adalah nabi yang pertama kali mengkaji ilmu hitung berdasarkan kitab al-bidāyah. Studi ini merupakan literatur analisis yang berdasar kepada kajian kitab-kitab karya ulama klasik. Beberapa literatur seperti kitab al-khulāṣah al-wafiyyah karya KH. Zubair Umar al-Jailany dan mukhtaṣar mahāżab karya Syekh Muhammad Yasin al-Fadani menyatakan bahwa waḍi’ ilmu falak adalah Nabi Idris as. Kitab sabāik al-żahāb fī ma’rifat al-qabāil al-‘arab karya al-Suwaidi menyebutkan bahwa Nabi Unusy adalah penemu ilmu falak, sedangkan Nabi Idris adalah penemu ilmu astrologi. |
---|---|
ISSN: | 2597-6168 2597-6176 |