Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat
Kalender Masehi merupakan sistem penanggalan berbasis Matahari (Solar System), yakni menggunakan peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang berjumlah 365,2425 hari dalam satu tahun. Penentuan awal waktu salat juga mengacu pada kalender Masehi tersebut. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, muncul s...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Jurusan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2020-04-01
|
Series: | Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam |
Subjects: | |
Online Access: | http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ua/article/view/7995 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
_version_ | 1832570098106236928 |
---|---|
author | Muhammad Himmatur Riza Ahmad Izzuddin |
author_facet | Muhammad Himmatur Riza Ahmad Izzuddin |
author_sort | Muhammad Himmatur Riza |
collection | DOAJ |
description | Kalender Masehi merupakan sistem penanggalan berbasis Matahari (Solar System), yakni menggunakan peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang berjumlah 365,2425 hari dalam satu tahun. Penentuan awal waktu salat juga mengacu pada kalender Masehi tersebut. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, muncul sebuah fakta bahwa nilai rata-rata kalender Gregorian memiliki selisih 0,0003 hari per tahun dengan nilai tahun tropis saat ini. Selisih itu akan terakumulasi menjadi 1 hari dalam 3600 tahun. Hal ini menjadi alasan untuk melakukan pembaruan kalender Masehi. Seorang astronom Prancis bernama Jean Baptiste Joseph Delambre mengusulkan gagasannya dalam memperbarui sistem aturan yang ada pada kalender Gregorian, yakni panjang satu tahun sipil rata-rata 365 hari 5 jam 48 menit 48 detik atau 365,2422 hari. Dalam 3600 tahun ada 872 kali interkalasi, artinya menhapus 1 hari dari interkalasi tahun Gregorian dan tahun 2800 dipilih sebagai tahun kabisat yang diubah menjadi tahun basitoh. Sehingga dalam jadwal waktu salat pada tahun 2800 terdapat selisih awal waktu salat pada tanggal 29 Februari dan tanggal 1 Maret. |
format | Article |
id | doaj-art-c8bb96728c744fdc9aaf09b6215310b2 |
institution | Kabale University |
issn | 2597-6168 2597-6176 |
language | Arabic |
publishDate | 2020-04-01 |
publisher | Jurusan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang |
record_format | Article |
series | Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam |
spelling | doaj-art-c8bb96728c744fdc9aaf09b6215310b22025-02-02T17:13:55ZaraJurusan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung SemarangUlul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam2597-61682597-61762020-04-013216318410.30659/jua.v3i2.79954195Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu SalatMuhammad Himmatur Riza0Ahmad Izzuddin1Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS)Universitas Islam Negeri Walisongo SemarangKalender Masehi merupakan sistem penanggalan berbasis Matahari (Solar System), yakni menggunakan peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang berjumlah 365,2425 hari dalam satu tahun. Penentuan awal waktu salat juga mengacu pada kalender Masehi tersebut. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, muncul sebuah fakta bahwa nilai rata-rata kalender Gregorian memiliki selisih 0,0003 hari per tahun dengan nilai tahun tropis saat ini. Selisih itu akan terakumulasi menjadi 1 hari dalam 3600 tahun. Hal ini menjadi alasan untuk melakukan pembaruan kalender Masehi. Seorang astronom Prancis bernama Jean Baptiste Joseph Delambre mengusulkan gagasannya dalam memperbarui sistem aturan yang ada pada kalender Gregorian, yakni panjang satu tahun sipil rata-rata 365 hari 5 jam 48 menit 48 detik atau 365,2422 hari. Dalam 3600 tahun ada 872 kali interkalasi, artinya menhapus 1 hari dari interkalasi tahun Gregorian dan tahun 2800 dipilih sebagai tahun kabisat yang diubah menjadi tahun basitoh. Sehingga dalam jadwal waktu salat pada tahun 2800 terdapat selisih awal waktu salat pada tanggal 29 Februari dan tanggal 1 Maret.http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ua/article/view/7995gagasan delambre, pembaruan kalender masehi, jadwal waktu salat |
spellingShingle | Muhammad Himmatur Riza Ahmad Izzuddin Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam gagasan delambre, pembaruan kalender masehi, jadwal waktu salat |
title | Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat |
title_full | Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat |
title_fullStr | Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat |
title_full_unstemmed | Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat |
title_short | Pembaruan kalender masehi Delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu Salat |
title_sort | pembaruan kalender masehi delambre dan implikasinya terhadap jadwal waktu salat |
topic | gagasan delambre, pembaruan kalender masehi, jadwal waktu salat |
url | http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ua/article/view/7995 |
work_keys_str_mv | AT muhammadhimmaturriza pembaruankalendermasehidelambredanimplikasinyaterhadapjadwalwaktusalat AT ahmadizzuddin pembaruankalendermasehidelambredanimplikasinyaterhadapjadwalwaktusalat |