Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang
Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan keadaan dimana pecahnya selaput ketuban setiap saat sebelum ada tanda persalinan. KPD merupakan salah kehamilan beresiko tinggi, karena semakin lama KPD akan semakin meningkatkan resiko morbiditas pada bayi. Skor Apgar merupakan metode yang digunakan untuk meni...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Faculty of Medicine at Universitas Andalas
2017-07-01
|
Series: | Jurnal Kesehatan Andalas |
Online Access: | http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/635 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
_version_ | 1832568795384774656 |
---|---|
author | Hanifa Hanif Syahredi SA Finny Fitry Yani |
author_facet | Hanifa Hanif Syahredi SA Finny Fitry Yani |
author_sort | Hanifa Hanif |
collection | DOAJ |
description | Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan keadaan dimana pecahnya selaput ketuban setiap saat sebelum ada tanda persalinan. KPD merupakan salah kehamilan beresiko tinggi, karena semakin lama KPD akan semakin meningkatkan resiko morbiditas pada bayi. Skor Apgar merupakan metode yang digunakan untuk menilai bayi baru lahir. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara lama KPD dan skor apgar neonatus. Penelitian analitik ini menggunakan desain penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang yang didiagnosis sebagai kasus ketuban pecah dini selama periode Januari 2010 sampai Desember 2011. Sampel diambil dari seluruh populasi yang memenuhi kriteria restriksi secara total sampling, sehingga didapatkan 164 sampel yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian ini menemukan insiden KPD di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu 8,1%. Pasien dengan KPD kurang dari 6 jam didapatkan skor Apgar baik 95 kasus (57,9%) dan skor apgar buruk 4 kasus (2,4%), sedangkan KPD lebih dari 6 jam didapatkan skor apgar baik 5 kasus (3%) dan skor Apgar buruk 60 kasus (36,6%). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0.485 (p > 0.05). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara lama KPD dengan skor Apgar neonatus di RSUP Dr. M. Djamil Padang. |
format | Article |
id | doaj-art-a3a7d3ad94fe4b74bebfce9c244aa61a |
institution | Kabale University |
issn | 2301-7406 |
language | English |
publishDate | 2017-07-01 |
publisher | Faculty of Medicine at Universitas Andalas |
record_format | Article |
series | Jurnal Kesehatan Andalas |
spelling | doaj-art-a3a7d3ad94fe4b74bebfce9c244aa61a2025-02-03T00:35:16ZengFaculty of Medicine at Universitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas2301-74062017-07-01611410.25077/jka.v6i1.635517Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil PadangHanifa Hanif0Syahredi SA1Finny Fitry Yani2Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian Ginekologi FK Unand/RSUP dr. M. DjamilBagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unand/RSUP dr. M. Djamil PadangKetuban Pecah Dini (KPD) merupakan keadaan dimana pecahnya selaput ketuban setiap saat sebelum ada tanda persalinan. KPD merupakan salah kehamilan beresiko tinggi, karena semakin lama KPD akan semakin meningkatkan resiko morbiditas pada bayi. Skor Apgar merupakan metode yang digunakan untuk menilai bayi baru lahir. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara lama KPD dan skor apgar neonatus. Penelitian analitik ini menggunakan desain penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang yang didiagnosis sebagai kasus ketuban pecah dini selama periode Januari 2010 sampai Desember 2011. Sampel diambil dari seluruh populasi yang memenuhi kriteria restriksi secara total sampling, sehingga didapatkan 164 sampel yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian ini menemukan insiden KPD di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu 8,1%. Pasien dengan KPD kurang dari 6 jam didapatkan skor Apgar baik 95 kasus (57,9%) dan skor apgar buruk 4 kasus (2,4%), sedangkan KPD lebih dari 6 jam didapatkan skor apgar baik 5 kasus (3%) dan skor Apgar buruk 60 kasus (36,6%). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0.485 (p > 0.05). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara lama KPD dengan skor Apgar neonatus di RSUP Dr. M. Djamil Padang.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/635 |
spellingShingle | Hanifa Hanif Syahredi SA Finny Fitry Yani Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang Jurnal Kesehatan Andalas |
title | Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang |
title_full | Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang |
title_fullStr | Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang |
title_full_unstemmed | Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang |
title_short | Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang |
title_sort | hubungan antara lama ketuban pecah dini dengan skor apgar neonatus di rsup dr m djamil padang |
url | http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/635 |
work_keys_str_mv | AT hanifahanif hubunganantaralamaketubanpecahdinidenganskorapgarneonatusdirsupdrmdjamilpadang AT syahredisa hubunganantaralamaketubanpecahdinidenganskorapgarneonatusdirsupdrmdjamilpadang AT finnyfitryyani hubunganantaralamaketubanpecahdinidenganskorapgarneonatusdirsupdrmdjamilpadang |