Analisis Pemodelan Genangan Banjir Akibat Luapan Sungai Kupang

Banjir sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Pekalongan. Kajian InaRISK BNPB menyatakan bahwa semua kecamatan di Kota Pekalongan memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang hingga tinggi. Keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kupang merupakan salah satu faktor yan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Faisal Ammar Hasyim
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Gadjah Mada 2025-01-01
Series:Journal of Geospatial Information Science and Engineering
Subjects:
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/jgise/article/view/90748
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Banjir sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Pekalongan. Kajian InaRISK BNPB menyatakan bahwa semua kecamatan di Kota Pekalongan memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang hingga tinggi. Keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kupang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap banjir di Kota Pekalongan. Seiring berjalannya waktu, DAS Kupang mengalami perubahan penggunaan lahan yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai daerah resapan air. Genangan banjir sering terjadi saat Sungai Kupang meluap akibat hujan deras dan pasang air laut. Data dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa Sungai Kupang telah meluap dan menyebabkan banjir sebanyak delapan kali dari tahun 2016 hingga 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak di DAS Kupang melalui pemodelan debit menggunakan program HEC-HMS dengan metode Soil Conservation Services yang diterapakan pada kondisi penggunaan lahan tahun 2019, 2021, dan 2023. Debit hasil pemodelan digunakan dalam pemodelan banjir menggunakan program HEC-RAS. Analisis hasil pemodelan banjir didasarkan pada perbedaan data debit dan tinggi air laut yang digunakan dan dampaknya terhadap penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap debit puncak di DAS Kupang. Hasil pemodelan banjir menunjukan bahwa luapan Sungai Kupang tetap terjadi pada kondisi debit dan tinggi air laut minimum namun akan meluas pada kondisi debit dan tinggi air laut maksimum. Luapan Sungai Kupang paling banyak melanda Kecamatan Pekalongan Utara, khususnya terhadap badan air atau tambak dan pemukiman.
ISSN:2623-1182