Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia

The purpose of this writing is to discuss TKBM work opportunities in ports after the implementation of the Cabotage principle in Indonesia, because of its important role in the sea transportation process and is needed by the port community as a tool for loading and unloading goods on ships, and/or...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Elfrida Ratnawati Gultom, Siti Nurbaiti
Format: Article
Language:English
Published: Magister Hukum Universitas Semarang 2022-12-01
Series:Jurnal USM Law Review
Subjects:
Online Access:https://journals.usm.ac.id/index.php/julr/article/view/5788
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1850038387538395136
author Elfrida Ratnawati Gultom
Siti Nurbaiti
author_facet Elfrida Ratnawati Gultom
Siti Nurbaiti
author_sort Elfrida Ratnawati Gultom
collection DOAJ
description The purpose of this writing is to discuss TKBM work opportunities in ports after the implementation of the Cabotage principle in Indonesia, because of its important role in the sea transportation process and is needed by the port community as a tool for loading and unloading goods on ships, and/or offshore activities in Indonesian sea waters. as well as other activities. The process of loading and unloading of goods on board is carried out by the Loading and Cabotage Workforce is a principle that enforces a rule that foreign ships are prohibited from loading and unloading goods in Indonesian waters, the aim is to empower national shipping. The performance of TKBM after the application of the Cabotage principle is discussed in this study which uses a conceptual framework supported by secondary data as library material and is analyzed descriptively. The results of the study show that after the implementation of the cabotage principle, the number of Indonesian ships continues to increase until 2022 is recorded at 33,000, because this principle prohibits foreign ships from transporting goods and passengers in Indonesian waters, except for ships with red and white flags only, and with the enactment of the principle In fact, the performance of TKBM in Indonesian Ports is getting higher.   Tujuan penulisan ini membahas tentang peluang kerja tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan setelah diberlakukannya asas Cabotage di Indonesia, karena perannya yang penting dalam proses pengangkutan laut dan dibutuhkan oleh masyarakat Pelabuhan sebagai alat pembantu kegiatan bongkar muat barang di kapal, dan/atau kegiatan lepas pantai di perairan laut Indonesia serta kegiatan lain. Asas Proses bongkar dan muat barang di atas kapal dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat dan Cabotage merupakan   asas yang memberlakukan suatu aturan bahwa kapal asing dilarang untuk bongkar muat barang di perairan Indonesia, tujuannya untuk memberdayakan pelayaran nasional. Bagaimana kinerja TKBM pasca diberlakukannya asas Cabotage adalah bahasan dalam penelitian ini yang menggunakan kerangka konsep didukung data sekunder sebagai bahan pustaka dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah diberlakukannya asas Cabotage, jumlah kapal Indonesia terus bertambah hingga tahun 2022 tercatat sebanyak 33.000 an, dikarenakan asas ini melarang kapal asing untuk mengangkut barang dan penumpang di perairan Indonesia, kecuali kapal yang berbendera merah putih saja, dan dengan diberlakukannya asas ini, justru kinerja TKBM di Pelabuhan Indonesia semakin tinggi.              
format Article
id doaj-art-711b15d8f90b4f16bdccab6e76773a95
institution DOAJ
issn 2621-4105
language English
publishDate 2022-12-01
publisher Magister Hukum Universitas Semarang
record_format Article
series Jurnal USM Law Review
spelling doaj-art-711b15d8f90b4f16bdccab6e76773a952025-08-20T02:56:36ZengMagister Hukum Universitas SemarangJurnal USM Law Review2621-41052022-12-015210.26623/julr.v5i2.5788Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di IndonesiaElfrida Ratnawati Gultom0Siti Nurbaiti1(Scopus ID : 57200994336) Universitas Trisakti, JakartaUniversitas Trisakti, Jakarta The purpose of this writing is to discuss TKBM work opportunities in ports after the implementation of the Cabotage principle in Indonesia, because of its important role in the sea transportation process and is needed by the port community as a tool for loading and unloading goods on ships, and/or offshore activities in Indonesian sea waters. as well as other activities. The process of loading and unloading of goods on board is carried out by the Loading and Cabotage Workforce is a principle that enforces a rule that foreign ships are prohibited from loading and unloading goods in Indonesian waters, the aim is to empower national shipping. The performance of TKBM after the application of the Cabotage principle is discussed in this study which uses a conceptual framework supported by secondary data as library material and is analyzed descriptively. The results of the study show that after the implementation of the cabotage principle, the number of Indonesian ships continues to increase until 2022 is recorded at 33,000, because this principle prohibits foreign ships from transporting goods and passengers in Indonesian waters, except for ships with red and white flags only, and with the enactment of the principle In fact, the performance of TKBM in Indonesian Ports is getting higher.   Tujuan penulisan ini membahas tentang peluang kerja tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan setelah diberlakukannya asas Cabotage di Indonesia, karena perannya yang penting dalam proses pengangkutan laut dan dibutuhkan oleh masyarakat Pelabuhan sebagai alat pembantu kegiatan bongkar muat barang di kapal, dan/atau kegiatan lepas pantai di perairan laut Indonesia serta kegiatan lain. Asas Proses bongkar dan muat barang di atas kapal dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat dan Cabotage merupakan   asas yang memberlakukan suatu aturan bahwa kapal asing dilarang untuk bongkar muat barang di perairan Indonesia, tujuannya untuk memberdayakan pelayaran nasional. Bagaimana kinerja TKBM pasca diberlakukannya asas Cabotage adalah bahasan dalam penelitian ini yang menggunakan kerangka konsep didukung data sekunder sebagai bahan pustaka dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah diberlakukannya asas Cabotage, jumlah kapal Indonesia terus bertambah hingga tahun 2022 tercatat sebanyak 33.000 an, dikarenakan asas ini melarang kapal asing untuk mengangkut barang dan penumpang di perairan Indonesia, kecuali kapal yang berbendera merah putih saja, dan dengan diberlakukannya asas ini, justru kinerja TKBM di Pelabuhan Indonesia semakin tinggi.               https://journals.usm.ac.id/index.php/julr/article/view/5788CabotageHarborLoading and Unloading Bongkar MuatPelabuhan
spellingShingle Elfrida Ratnawati Gultom
Siti Nurbaiti
Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
Jurnal USM Law Review
Cabotage
Harbor
Loading and Unloading Bongkar Muat
Pelabuhan
title Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
title_full Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
title_fullStr Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
title_full_unstemmed Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
title_short Tenaga Kerja Bongkar Muat Pasca Pemberlakuan Asas Cabotage di Indonesia
title_sort tenaga kerja bongkar muat pasca pemberlakuan asas cabotage di indonesia
topic Cabotage
Harbor
Loading and Unloading Bongkar Muat
Pelabuhan
url https://journals.usm.ac.id/index.php/julr/article/view/5788
work_keys_str_mv AT elfridaratnawatigultom tenagakerjabongkarmuatpascapemberlakuanasascabotagediindonesia
AT sitinurbaiti tenagakerjabongkarmuatpascapemberlakuanasascabotagediindonesia