Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016
Latar belakang: Erupsi obat alergik (EOA) dapat terjadi pada semua usia dengan berbagai manifestasi klinis. Obat penyebab terbanyak EOA umumnya adalah golongan antibiotik dan anti-konvulsan. Terdapat peningkatan kasus EOA di RSUP dr. M. Djamil Padang dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian: Mengetahu...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Faculty of Medicine at Universitas Andalas
2018-07-01
|
Series: | Jurnal Kesehatan Andalas |
Online Access: | http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/827 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
_version_ | 1832569455157182464 |
---|---|
author | Meligasari L Gaya Gardenia Akhyar |
author_facet | Meligasari L Gaya Gardenia Akhyar |
author_sort | Meligasari L Gaya |
collection | DOAJ |
description | Latar belakang: Erupsi obat alergik (EOA) dapat terjadi pada semua usia dengan berbagai manifestasi klinis. Obat penyebab terbanyak EOA umumnya adalah golongan antibiotik dan anti-konvulsan. Terdapat peningkatan kasus EOA di RSUP dr. M. Djamil Padang dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian: Mengetahui profil EOA berdasarkan jumlah dan variasi kasus, usia, jenis kelamin, serta obat terbanyak yang dicurigai menyebabkan EOA di RSUP dr.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Metode: Penelitian dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP DR.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Hasil: Selama periode Januari 2014 – Desember 2016 didapatkan kasus EOA sebanyak 179 kasus. Tipe makulopapular merupakan EOA terbanyak (26,25%), diikuti oleh Sindrom Steven Johnson (SSJ) (24,02%) dan eritroderma (24,02%). Kelompok usia 25 - 44 tahun (37%) merupakan usia terbanyak pada semua tipe EOA. Berdasarkan jenis obat penyebab, cefadroxil merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan karbamazepin merupakan obat penyebab terbanyak penyebab SSJ. Kesimpulan: Pada penelitian ini, antibiotik dan anti-konvulsan merupakan obat tersangka terbanyak yang menyebabkan EOA, sama seperti banyak penelitian sebelumnya. Antibiotik (cefadroxil) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan anti-konvulsan (karbamazepin) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok SSJ. |
format | Article |
id | doaj-art-539d71c6dbb04194ab1d4b02dda9f5a4 |
institution | Kabale University |
issn | 2301-7406 |
language | English |
publishDate | 2018-07-01 |
publisher | Faculty of Medicine at Universitas Andalas |
record_format | Article |
series | Jurnal Kesehatan Andalas |
spelling | doaj-art-539d71c6dbb04194ab1d4b02dda9f5a42025-02-02T21:15:24ZengFaculty of Medicine at Universitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas2301-74062018-07-0170515310.25077/jka.v7i0.827700Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016Meligasari L Gaya0Gardenia Akhyar1Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran Universitas AndalasLatar belakang: Erupsi obat alergik (EOA) dapat terjadi pada semua usia dengan berbagai manifestasi klinis. Obat penyebab terbanyak EOA umumnya adalah golongan antibiotik dan anti-konvulsan. Terdapat peningkatan kasus EOA di RSUP dr. M. Djamil Padang dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian: Mengetahui profil EOA berdasarkan jumlah dan variasi kasus, usia, jenis kelamin, serta obat terbanyak yang dicurigai menyebabkan EOA di RSUP dr.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Metode: Penelitian dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP DR.M.Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016. Hasil: Selama periode Januari 2014 – Desember 2016 didapatkan kasus EOA sebanyak 179 kasus. Tipe makulopapular merupakan EOA terbanyak (26,25%), diikuti oleh Sindrom Steven Johnson (SSJ) (24,02%) dan eritroderma (24,02%). Kelompok usia 25 - 44 tahun (37%) merupakan usia terbanyak pada semua tipe EOA. Berdasarkan jenis obat penyebab, cefadroxil merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan karbamazepin merupakan obat penyebab terbanyak penyebab SSJ. Kesimpulan: Pada penelitian ini, antibiotik dan anti-konvulsan merupakan obat tersangka terbanyak yang menyebabkan EOA, sama seperti banyak penelitian sebelumnya. Antibiotik (cefadroxil) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok makulopapular dan eritroderma, sedangkan anti-konvulsan (karbamazepin) merupakan obat penyebab terbanyak pada kelompok SSJ.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/827 |
spellingShingle | Meligasari L Gaya Gardenia Akhyar Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 Jurnal Kesehatan Andalas |
title | Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 |
title_full | Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 |
title_fullStr | Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 |
title_full_unstemmed | Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 |
title_short | Studi retrospektif erupsi obat alergik di RS dr. M. Djamil Padang periode Januari 2014 – Desember 2016 |
title_sort | studi retrospektif erupsi obat alergik di rs dr m djamil padang periode januari 2014 desember 2016 |
url | http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/827 |
work_keys_str_mv | AT meligasarilgaya studiretrospektiferupsiobatalergikdirsdrmdjamilpadangperiodejanuari2014desember2016 AT gardeniaakhyar studiretrospektiferupsiobatalergikdirsdrmdjamilpadangperiodejanuari2014desember2016 |