Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau

Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Aulia Latifa, Firman Firman, Riska Ahmad
Format: Article
Language:English
Published: Indonesian Counselor Association 2021-02-01
Series:SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling
Online Access:https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/view/748
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832583214589280256
author Aulia Latifa
Firman Firman
Riska Ahmad
author_facet Aulia Latifa
Firman Firman
Riska Ahmad
author_sort Aulia Latifa
collection DOAJ
description Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa lingkungan sosial budaya. Suku Minangkabau dikenal budaya tinggal di surau bagi pemuda. Surau di Minangkabau selain memiliki fungsi sebagai tempat beribadah namun juga juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam tradisional tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual namun juga untuk membentuk karakter dan kepribadian pemuda Minangkabau melalui kegiatan belajar agama, nilai-nilai kehidupan, bersilat, keterampilan berkomunikasi. Kemudian pada akhir tahun 50-an, eksistensi surau di Minangkabau mulai menurun dikarenakan terjadi pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Minangkabau sehingga mulai meninggalkan identitas Minangnya, salah satunya budaya tinggal di surau. Ketika zaman reformasi, melalui UU No. 22 Tahun 1999 Minangkabau kembali menggalakkan budaya tinggal di surau dengan gerakan Baliak ka Surau. Dimana dalam teknis pelaksanaannya direlevansikan dengan kemajuan zaman di abad ke-21 ini. Kajian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan analisis kematangan karir pemuda di Minangkabau melalui Budaya Baliak ka Surau. Budaya Baliak ka surau perlu kita lestarikan mengingat kompleksnya fungsi dan manfaat surau bagi pemuda Minangkabau.
format Article
id doaj-art-304caa04c97443efb7119658eadca1e2
institution Kabale University
issn 2548-3234
2548-3226
language English
publishDate 2021-02-01
publisher Indonesian Counselor Association
record_format Article
series SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling
spelling doaj-art-304caa04c97443efb7119658eadca1e22025-01-28T23:49:04ZengIndonesian Counselor AssociationSCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling2548-32342548-32262021-02-0161404510.23916/08748011450Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surauAulia Latifa0Firman Firman1Riska Ahmad2Pasca Sarjana Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri PadangPasca Sarjana Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri PadangPasca Sarjana Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri PadangRemaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa lingkungan sosial budaya. Suku Minangkabau dikenal budaya tinggal di surau bagi pemuda. Surau di Minangkabau selain memiliki fungsi sebagai tempat beribadah namun juga juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam tradisional tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual namun juga untuk membentuk karakter dan kepribadian pemuda Minangkabau melalui kegiatan belajar agama, nilai-nilai kehidupan, bersilat, keterampilan berkomunikasi. Kemudian pada akhir tahun 50-an, eksistensi surau di Minangkabau mulai menurun dikarenakan terjadi pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Minangkabau sehingga mulai meninggalkan identitas Minangnya, salah satunya budaya tinggal di surau. Ketika zaman reformasi, melalui UU No. 22 Tahun 1999 Minangkabau kembali menggalakkan budaya tinggal di surau dengan gerakan Baliak ka Surau. Dimana dalam teknis pelaksanaannya direlevansikan dengan kemajuan zaman di abad ke-21 ini. Kajian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan analisis kematangan karir pemuda di Minangkabau melalui Budaya Baliak ka Surau. Budaya Baliak ka surau perlu kita lestarikan mengingat kompleksnya fungsi dan manfaat surau bagi pemuda Minangkabau.https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/view/748
spellingShingle Aulia Latifa
Firman Firman
Riska Ahmad
Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling
title Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
title_full Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
title_fullStr Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
title_full_unstemmed Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
title_short Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
title_sort pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
url https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/view/748
work_keys_str_mv AT aulialatifa pembentukankematangankarirpemudaminangkabaumelaluibudayabaliakkasurau
AT firmanfirman pembentukankematangankarirpemudaminangkabaumelaluibudayabaliakkasurau
AT riskaahmad pembentukankematangankarirpemudaminangkabaumelaluibudayabaliakkasurau