Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral

Pada anak yang menderita palsi serebral kemungkinan akan mengalami peningkatan risiko terjadinya epilepsy. Setiap perubahan pada otak dapat menjadi faktor risiko terjadinya epilepsi dengan berbagai manifestasi klinis. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya epilepsi pada a...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: M Luthfi Suhaimi, Iskandar Syarif, Eva Chundrayetti, Rahmi Lestari
Format: Article
Language:English
Published: Faculty of Medicine at Universitas Andalas 2020-08-01
Series:Jurnal Kesehatan Andalas
Online Access:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1282
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832545151792185344
author M Luthfi Suhaimi
Iskandar Syarif
Eva Chundrayetti
Rahmi Lestari
author_facet M Luthfi Suhaimi
Iskandar Syarif
Eva Chundrayetti
Rahmi Lestari
author_sort M Luthfi Suhaimi
collection DOAJ
description Pada anak yang menderita palsi serebral kemungkinan akan mengalami peningkatan risiko terjadinya epilepsy. Setiap perubahan pada otak dapat menjadi faktor risiko terjadinya epilepsi dengan berbagai manifestasi klinis. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Desain peneltian ini adalah cross-sectional study yang dilaksanakan pada Agustus 2018 sampai Desember 2019. Subjek palsi serebral diperoleh secara consecutive sampling, dengan jumlah minimal 60 subjek. Faktor risiko yang diteliti meliputi asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal. Uji statistik menggunakan Chi-square test dan Fisher’s exact test, dengan batas kemaknaan p<0,05. Hasil: Pada 60 pasien palsi serebral, ditemukan 39 pasien (65%) menderita epilepsi dan 21 pasien (35%) tidak menderita epilepsi. Perbandingan jenis kelamin perempuan dan laki-laki 1,2:1. Epilepsi umum merupakan tipe epilepsi yang paling banyak ditemukan (76,9%), pengobatan secara politerapi hampir sama banyak dengan monoterapi. Asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal tidak bermakna sebagai faktor risiko epilepsi pada anak palsi serebral. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral. Kata kunci: cerebral palsy, epilepsy, risk factors
format Article
id doaj-art-2113253d1887400f95c78d52f13935a6
institution Kabale University
issn 2301-7406
2615-1138
language English
publishDate 2020-08-01
publisher Faculty of Medicine at Universitas Andalas
record_format Article
series Jurnal Kesehatan Andalas
spelling doaj-art-2113253d1887400f95c78d52f13935a62025-02-03T08:17:48ZengFaculty of Medicine at Universitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas2301-74062615-11382020-08-019222522910.25077/jka.v9i2.12821135Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi SerebralM Luthfi Suhaimi0Iskandar Syarif1Eva Chundrayetti2Rahmi Lestari3Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, PadangIlmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang.Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang.Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang.Pada anak yang menderita palsi serebral kemungkinan akan mengalami peningkatan risiko terjadinya epilepsy. Setiap perubahan pada otak dapat menjadi faktor risiko terjadinya epilepsi dengan berbagai manifestasi klinis. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Desain peneltian ini adalah cross-sectional study yang dilaksanakan pada Agustus 2018 sampai Desember 2019. Subjek palsi serebral diperoleh secara consecutive sampling, dengan jumlah minimal 60 subjek. Faktor risiko yang diteliti meliputi asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal. Uji statistik menggunakan Chi-square test dan Fisher’s exact test, dengan batas kemaknaan p<0,05. Hasil: Pada 60 pasien palsi serebral, ditemukan 39 pasien (65%) menderita epilepsi dan 21 pasien (35%) tidak menderita epilepsi. Perbandingan jenis kelamin perempuan dan laki-laki 1,2:1. Epilepsi umum merupakan tipe epilepsi yang paling banyak ditemukan (76,9%), pengobatan secara politerapi hampir sama banyak dengan monoterapi. Asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal tidak bermakna sebagai faktor risiko epilepsi pada anak palsi serebral. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara asfiksia, persalinan vakum ekstraksi, berat badan lahir rendah, prematuritas dan kejang neonatal dengan terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral. Kata kunci: cerebral palsy, epilepsy, risk factorshttp://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1282
spellingShingle M Luthfi Suhaimi
Iskandar Syarif
Eva Chundrayetti
Rahmi Lestari
Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
Jurnal Kesehatan Andalas
title Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
title_full Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
title_fullStr Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
title_full_unstemmed Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
title_short Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi pada Anak Palsi Serebral
title_sort faktor risiko terjadinya epilepsi pada anak palsi serebral
url http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1282
work_keys_str_mv AT mluthfisuhaimi faktorrisikoterjadinyaepilepsipadaanakpalsiserebral
AT iskandarsyarif faktorrisikoterjadinyaepilepsipadaanakpalsiserebral
AT evachundrayetti faktorrisikoterjadinyaepilepsipadaanakpalsiserebral
AT rahmilestari faktorrisikoterjadinyaepilepsipadaanakpalsiserebral