Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan

The geographical location and growth patterns have never been touched by human intervention, making the Mentawai forest have a unique composition. Implementation of economic growth in land control through market mechanisms and state intervention. State intervention in the land and forestry sectors c...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Nurhayati Nurhayati, Afrizal Afrizal, Jendrius Jendrius
Format: Article
Language:English
Published: University of Tribhuwana Tunggadewi 2024-12-01
Series:Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Subjects:
Online Access:https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/3154
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832582562755641344
author Nurhayati Nurhayati
Afrizal Afrizal
Jendrius Jendrius
author_facet Nurhayati Nurhayati
Afrizal Afrizal
Jendrius Jendrius
author_sort Nurhayati Nurhayati
collection DOAJ
description The geographical location and growth patterns have never been touched by human intervention, making the Mentawai forest have a unique composition. Implementation of economic growth in land control through market mechanisms and state intervention. State intervention in the land and forestry sectors changes the land use map on Siberut Island. Limiting residents' rights in managing, utilizing natural resources, and ownership. This study focuses on the Siberut forestry conflict in Saliguma Village, Siberut Tengah District, Mentawai Islands Regency. The Provincial Government reserves ± 20,030 hectares of land for PT-Biomass Andalan Energi for Calliandra (Calliandra Calotthyrsus), gamal (Gliricidia Sepium), and lamtoro (Leucaena leucocephala) Industrial Plants. The purpose of the study was to describe the framing and basis for framing of the Saliguma Village people in the conflict with PT. BAE. Using the Symbolic Interactionism theory developed by Herbert Blummer with a qualitative research approach. Researchers collected and analyzed data in the form of words, human actions, interviewed Traditional Leaders, Village Heads, Sikebukkat Uma, land cultivators, and sympathizers of the Saliguma Village people. The results of the study rejected the investment plan to develop Industrial Plantation Forests in Saliguma Village. The Saliguma Village people framed the land as ancestral land, sacred land, land as a source of livelihood, customary land, their village is prone to flooding, and they were deceived by the company. The basis for the framing of the Saliguma Village people is the ancestral rights to the land and the sustainability of the lives of the Saliguma Village people. Letak geografis serta pola pertumbuhannya belum pernah tersentuh campur tangan manusia membuat hutan Mentawai memiliki komposisi yang khas. Implementasi pertumbuhan ekonomi penguasaan tanah melalui mekanisme pasar dan intervensi Negara. Intervensi negara bidang pertanahan dan kehutanan merubah peta penggunaan lahan di pulau Siberut. Membatasi hak warga dalam pengelolaan, memanfaatkan sumber daya alam, dan pemilikan. Penelitian ini fokus pada konflik kehutanan Siberut di Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pemerintah Provinsi mencadangkan tanah seluas ±20.030 hektar untuk PT-Biomass Andalan Energi guna Tanaman Industri kaliandra (Calliandra Calotthyrsus), gamal (Gliricidia Sepium), dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan framing dan dasar framing orang Desa Saliguma dalam konflik dengan PT. BAE. Menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dikembangkan Herbert Blummer dengan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata, perbuatan manusia, mewawancarai Pimpinan Adat, Kepala Desa, Sikebukkat Uma, penggarap tanah, dan simpatisan orang Desa Saliguma.  Hasil penelitian menolak rencana investasi mengembangkan Hutan Tananaman Indutsri di Desa Saliguma. Orang Desa Saliguma memframing tanah tersebut tanah leluhur, tanah sakral, tanah sumber mata pencarian, tanah adat, Desa mereka rawan banjir, dan mereka ditipu oleh perusahaan. Dasar framing orang Desa Saliguma adalah hak leluhur atas tanah dan keberlajutan kehidupan orang-orang Desa Saliguma.
format Article
id doaj-art-0c798bec04fd42738dbff09c1d7b2e4b
institution Kabale University
issn 2442-6962
language English
publishDate 2024-12-01
publisher University of Tribhuwana Tunggadewi
record_format Article
series Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
spelling doaj-art-0c798bec04fd42738dbff09c1d7b2e4b2025-01-29T14:14:13ZengUniversity of Tribhuwana TunggadewiJurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik2442-69622024-12-0113357958910.33366/jisip.v13i3.31542427Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik KehutananNurhayati Nurhayati0Afrizal Afrizal1Jendrius Jendrius2Program Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas AndalasProgram Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas AndalasProgram Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas AndalasThe geographical location and growth patterns have never been touched by human intervention, making the Mentawai forest have a unique composition. Implementation of economic growth in land control through market mechanisms and state intervention. State intervention in the land and forestry sectors changes the land use map on Siberut Island. Limiting residents' rights in managing, utilizing natural resources, and ownership. This study focuses on the Siberut forestry conflict in Saliguma Village, Siberut Tengah District, Mentawai Islands Regency. The Provincial Government reserves ± 20,030 hectares of land for PT-Biomass Andalan Energi for Calliandra (Calliandra Calotthyrsus), gamal (Gliricidia Sepium), and lamtoro (Leucaena leucocephala) Industrial Plants. The purpose of the study was to describe the framing and basis for framing of the Saliguma Village people in the conflict with PT. BAE. Using the Symbolic Interactionism theory developed by Herbert Blummer with a qualitative research approach. Researchers collected and analyzed data in the form of words, human actions, interviewed Traditional Leaders, Village Heads, Sikebukkat Uma, land cultivators, and sympathizers of the Saliguma Village people. The results of the study rejected the investment plan to develop Industrial Plantation Forests in Saliguma Village. The Saliguma Village people framed the land as ancestral land, sacred land, land as a source of livelihood, customary land, their village is prone to flooding, and they were deceived by the company. The basis for the framing of the Saliguma Village people is the ancestral rights to the land and the sustainability of the lives of the Saliguma Village people. Letak geografis serta pola pertumbuhannya belum pernah tersentuh campur tangan manusia membuat hutan Mentawai memiliki komposisi yang khas. Implementasi pertumbuhan ekonomi penguasaan tanah melalui mekanisme pasar dan intervensi Negara. Intervensi negara bidang pertanahan dan kehutanan merubah peta penggunaan lahan di pulau Siberut. Membatasi hak warga dalam pengelolaan, memanfaatkan sumber daya alam, dan pemilikan. Penelitian ini fokus pada konflik kehutanan Siberut di Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pemerintah Provinsi mencadangkan tanah seluas ±20.030 hektar untuk PT-Biomass Andalan Energi guna Tanaman Industri kaliandra (Calliandra Calotthyrsus), gamal (Gliricidia Sepium), dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan framing dan dasar framing orang Desa Saliguma dalam konflik dengan PT. BAE. Menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dikembangkan Herbert Blummer dengan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata, perbuatan manusia, mewawancarai Pimpinan Adat, Kepala Desa, Sikebukkat Uma, penggarap tanah, dan simpatisan orang Desa Saliguma.  Hasil penelitian menolak rencana investasi mengembangkan Hutan Tananaman Indutsri di Desa Saliguma. Orang Desa Saliguma memframing tanah tersebut tanah leluhur, tanah sakral, tanah sumber mata pencarian, tanah adat, Desa mereka rawan banjir, dan mereka ditipu oleh perusahaan. Dasar framing orang Desa Saliguma adalah hak leluhur atas tanah dan keberlajutan kehidupan orang-orang Desa Saliguma.https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/3154framing, desa saliguma, hutan tanaman industri.
spellingShingle Nurhayati Nurhayati
Afrizal Afrizal
Jendrius Jendrius
Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
framing, desa saliguma, hutan tanaman industri.
title Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
title_full Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
title_fullStr Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
title_full_unstemmed Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
title_short Pembingkaian Perjuangan Tanah Orang Mentawai Dalam Konflik Kehutanan
title_sort pembingkaian perjuangan tanah orang mentawai dalam konflik kehutanan
topic framing, desa saliguma, hutan tanaman industri.
url https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/3154
work_keys_str_mv AT nurhayatinurhayati pembingkaianperjuangantanahorangmentawaidalamkonflikkehutanan
AT afrizalafrizal pembingkaianperjuangantanahorangmentawaidalamkonflikkehutanan
AT jendriusjendrius pembingkaianperjuangantanahorangmentawaidalamkonflikkehutanan