Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang

Tulisan yang membahas tentang perbudakan di Palembang ini, memiliki masalah tentang bagaimana hubungan antara perbudakan di Kesultanan Palembang dan tekanan dari Inggris dan Belanda agar menghapuskan perbudakan di daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Sejarah yang terdiri dari pengump...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Farida Ratu Wargadalem
Format: Article
Language:English
Published: Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET) 2023-09-01
Series:JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Subjects:
Online Access:https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi/article/view/2297
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832584631889690624
author Farida Ratu Wargadalem
author_facet Farida Ratu Wargadalem
author_sort Farida Ratu Wargadalem
collection DOAJ
description Tulisan yang membahas tentang perbudakan di Palembang ini, memiliki masalah tentang bagaimana hubungan antara perbudakan di Kesultanan Palembang dan tekanan dari Inggris dan Belanda agar menghapuskan perbudakan di daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Sejarah yang terdiri dari pengumpulan data, melakukan kritik terhadap sumber/data yang diperoleh. Selanjutnya, melakukan interpretasi sumber dan rekonstruksi. Hasilnya adalah bahwa Palembang adalah salah satu pusat perdagangan budak khususnya di kawasan barat Nusantara. Perbudakan terjadi tidak hanya di ibukota kerajaan juga di daerah pedalaman. Inggris yang berhasil memenangkan peperangan dengan Kesultanan Palembang (1812) menekankan masalah penghapusan budak di dalam perjanjian yang dibuat antara Palembang dan Inggris. Hal yang sama terjadi ketika menjelang perang antara Belanda dan Palembang juga dibuat perjanjian antara Sultan Ahmad Najamuddin III (Prabu Anom) pada April 1821, isinya  memuat permasalahan penghapusan perbudakan, tentang  pengangkatannya sebagai Sultan Palembang, dan menjadi sultan jika bersedia membantu Belanda melawan Kesultanan Palembang di bawah Sultan Mahmud Badaruddin II. Masalah perbudakan menjadi bahasan yang menarik, sebab perbudakan identik dengan sejarah manusia itu. Perbudakan terjadi jika terjadi hierarki dalam masyarakat dan pemerintahan (ada yang berkuasa dan ada yang dikuasai), dan masalah perbudakan menjadi sumber penelitian yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
format Article
id doaj-art-016e44465cb749889fc96bfa80861190
institution Kabale University
issn 2477-8524
2502-8103
language English
publishDate 2023-09-01
publisher Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)
record_format Article
series JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
spelling doaj-art-016e44465cb749889fc96bfa808611902025-01-27T12:24:49ZengIndonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)2477-85242502-81032023-09-01931623163110.29210/0202322971481Perbudakan dan Konflik di Kesultanan PalembangFarida Ratu Wargadalem0Universitas SriwijayaTulisan yang membahas tentang perbudakan di Palembang ini, memiliki masalah tentang bagaimana hubungan antara perbudakan di Kesultanan Palembang dan tekanan dari Inggris dan Belanda agar menghapuskan perbudakan di daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Sejarah yang terdiri dari pengumpulan data, melakukan kritik terhadap sumber/data yang diperoleh. Selanjutnya, melakukan interpretasi sumber dan rekonstruksi. Hasilnya adalah bahwa Palembang adalah salah satu pusat perdagangan budak khususnya di kawasan barat Nusantara. Perbudakan terjadi tidak hanya di ibukota kerajaan juga di daerah pedalaman. Inggris yang berhasil memenangkan peperangan dengan Kesultanan Palembang (1812) menekankan masalah penghapusan budak di dalam perjanjian yang dibuat antara Palembang dan Inggris. Hal yang sama terjadi ketika menjelang perang antara Belanda dan Palembang juga dibuat perjanjian antara Sultan Ahmad Najamuddin III (Prabu Anom) pada April 1821, isinya  memuat permasalahan penghapusan perbudakan, tentang  pengangkatannya sebagai Sultan Palembang, dan menjadi sultan jika bersedia membantu Belanda melawan Kesultanan Palembang di bawah Sultan Mahmud Badaruddin II. Masalah perbudakan menjadi bahasan yang menarik, sebab perbudakan identik dengan sejarah manusia itu. Perbudakan terjadi jika terjadi hierarki dalam masyarakat dan pemerintahan (ada yang berkuasa dan ada yang dikuasai), dan masalah perbudakan menjadi sumber penelitian yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi/article/view/2297perbudakan, kesultanan palembang, inggris, belanda, penghapusan
spellingShingle Farida Ratu Wargadalem
Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
perbudakan, kesultanan palembang, inggris, belanda, penghapusan
title Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
title_full Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
title_fullStr Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
title_full_unstemmed Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
title_short Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang
title_sort perbudakan dan konflik di kesultanan palembang
topic perbudakan, kesultanan palembang, inggris, belanda, penghapusan
url https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi/article/view/2297
work_keys_str_mv AT faridaratuwargadalem perbudakandankonflikdikesultananpalembang